_ Welcome Back, Mekhail!! _
“Saayaaang..”, suara yang kukenal
mengalun hampir keseluruh bagian rumah. Siapa lagi kalau bukan suara Mekha.
“Tuh, sayang-mu sudah datang!!”, Uzik sedikit menggodaku dengan
kata-katanya.
Aku keluar. Kubuka pintu kamarku.
“Ra, maaf soal tadi!”, berdiri didepanku sosok bang Faris yang masih
terlihat menyesal.
“Tak apa.. itu sudah berlalu”.
Dengan cepat tubuh bang Faris membalutku. Ia memelukku erat. Kurasakan
beberapa tetes air matanya menetes dipundak kananku.
“Abang menangis..? Jangan nangis ya.. harusnya hari ini abang bahagia, aku
akan menikah. Mekha datang menjemputku. Jangan nangis ya, bang..”, pintaku.
Perlahan ia melepas pelukannya.
“Aku ikut!! Aku-kan suka meluk-meluk. Kok gak ngajak-ngajak sih!!”, setelah
lompat dari ranjangku ia berlari dan ikut memelukku. Bang Faris memeluk aku
lagi. Kok jadi peluk-pelukan gini sih?,
batinku. Kubiarkan saja.
“Lepasin! Kalian gak boleh memonopoli
gadisku. Sebentar lagi aku pemilik resmi gadis manis ini!!”, tiba-tiba saja
Mekha muncul.
Kami pangling dibuatnya. Wajahnya
berubah! Ia nampak lebih gagah dengan setelan jas hitam pekat yang dikenakannya.
Segera ia melepas tangan Uzik dan bang faris yang menempel ditubuhku.
“Kalian ini! Kenapa peluk-peluk
gadisku?. Tentacle kalian itu erat
sekali! Aku sampai kewalahan melepasnya!! Pakai lem super merk apa?”, keluh
Mekha.
“13WB, Mekh! Kau makin
ganteng ya! Kalau gini, aku bisa kalah!!”, Uzik menghampirinya. Ia menyapanya
dengan gaya bahasa yang umum digunakan saat chatting.
Bukan hanya itu, Uzik juga menepuk bahu Mekha keras sekali. Ingat? Itu juga
cara ia menyapaku dulu. Itu gayanya, alirannya.
--- ☀☁☂ ---
Kami
bertemu lagi. Jodoh memang tak kemana. Aku baru sadar.. tak perlu dicari, doi
datang sendiri. Tak perlu mencoba berpacaran dengan si-A, si-B, si-C, si-D dan
si-E.. untuk mencari seseorang yang cocok dengan kita dan mengatakan, AKU SUDAH
BERPENGALAMAN!!!!!. Tak perlu. Tidakkah kalian merasa.. pandangan seperti itu,
pandangan yang mengandung kecerdasan tingkat tinggi?. Akulah orang yang sudah
berpengalaman sesungguhnya. Akulah buktinya!.
Aku keluar bersama Mekha. Kami turun menuju ruang bawah. Disana bundaku dan
orangtua Mekha sudah menunggu. Kami bergandengan, berjalan bersama. Seolah masa
depan terpapar jelas di depan mata. Aku bahagia. Aku masih tak bisa percaya
bahwa hal ini terjadi pada diriku. Rasanya seperti masih kemarin aku menjadi
remaja labil yang aneh. Dan sekarang kutatap diriku yang akan menjadi seorang
istri. Aku bukanlah remaja labil itu lagi!.
Bibir tak perlu berkata bla..
bla.. bla.., bila hati telah mengalunkan alunan cinta dan rindu. Terima kasih
sudah segan meluapkan rasa itu kepadaku, Mekhail...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar